"Menulislah Jika Kau Tidak Ingin Terhapuskan Dalam Arus Sejarah Umat Manusia"

Kamis, 01 Maret 2012

PURA PUSEH DESA BATUAN BALI


Bali merupakan suatu wilayah di Indonesia yang memiliki keunikan dan ciri khas yang sangat menonjol dan menjadi kebanggaan Indonesia. Karena keunikan dan karakteristik yang dimilikinya sekarang, Bali tampil menjadi salah satu primadona dalam industri pariwisata Indonesia. Salah satu dari pesona wisata yang dikagumi oleh turis domestik maupun mancanegara ialah peninggalan sejarahnya, diantaranya ialah Pura Puseh yang bertempat di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
Pura di Bali mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena digunakan sebagai tempat untuk beribadah oleh orang-orang Bali yang sebagian besar memeluk agama Hindu. Setiap desa di Bali pasti mempunyai 3 buah pura, yaitu: pura dalem untuk dewi Durga, pura Desa untuk Dewa Brahma, dan Pura Puseh untuk Dewa Wisnu. Pura  dalam Bahasa Sansekerta berarti benteng, dan juga berarti tempat untuk berlindung  dari bencana alam serta untuk meminta do’a restu. Pura juga dapat diartikan sebagai kota atau ibu kota. Salah satu Pura yang memiliki kedudukan penting bagi Masyarakat Bali adalah Pure Puseh yang terletak di Desa Batuan.

Pura Puseh merupakan salah satu tempat ibadah umat Hindu di Bali. Pura ini merupakan pura tertua di Bali yang dibangun pada 944 Ḉaka atau 1022 Masehi. Pura Puseh seperti pada pura-pura yang lain di Bali terdiri dari tiga bagian yaitu jabaan (bagian luar), jaba tengah (bagian tengah) dan jeroan (bagian inti). Pura Puseh juga menyimpan peninggalan-peninggalan jaman batu yang tersimpan dengan baik di salah satu bagian Pura Puseh.
Pura Puseh Desa Batuan secara administratif terletak di Dusun Tengah, Desa Batuan, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar, Bali. Secara astronomi pura ini terletak pada koordinat  35’ 54” Lintang Selatan dan  15’ 40” Bujur Timur dengan ketinggian 80 meter dari permukaan air laut. Pura ini terletak di sebelah barat kota Kabupaten Gianyar dengan jarak kurang lebih 13 kilometer, sedangkan dari kota Denpasar berjarak 16 kilometer.
            Pura Puseh desa ini terletak di bagian utara pemukiman penduduk atau di bagian hulu yang berbatasan yaitu: bagian utara Sekolah Dasar No. 7, di sebelah timur pemukiman penduduk dan Pura Lumbung, di sebelah selatan terdapat jalan raya yang menghubungkan Desa Batuan dengan Desa Singapadu dan desa lainnya, sedangkan di sebelah selatan jalan raya terdapat Bale Wantilan untuk kegiatan yang berkaitan dengan Pura Puseh Desa Batuan. Disebelah barat pura terdapat sebuah bangunan yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pura tersebut. tidak jauh dari lokasi Pura Puseh kurang lebih 100 meter kearah barat terdapat Sungai Bakang yang merupakan anak dari Sungai Oos, sedangkan di sebelah timur pura mengalir Sungai Batuan anak dari Sungai Petani
Pura puseh Desa Batuan ini telah mengalami beberapa kali pemugaran, pembaharuan, dan perubahan mulai dari Abad X hingga Abad XIII – XVIII Masehi. Berdasarkan sejumlah arca yang ditemukan di Pura Puseh, dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu: arca dwarapala, arca perwujudan, arca binatang, arca memegang ayam ,lingga, dan benda seperti kala, peripih dan lain sebagainya. Berdasarkan periodenya, seni arca di Bali dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.                   Seni arca periode Hindu Bali (abad VII-X Masehi)
b.                  Seni arca periode Bali Kuno / abad X – XII Masehi
c.                   Seni arca periode Bali Madya (abad XIII-XIV Masehi)

Daftar Referensi
Budee. 2010. “Agama dan budaya bali di persimpangan jalan”. www.budee.blogspot.com: 20/06/2010
Geertz, Hildred. 2008. “The life of a Balinese temple”. www.hilo.blogspot.com : 15/06/2010
Sofia. 2008. Masuknya Budaya Hindu Ke Bali”. www.Indo Forum.Com : 15/06/2010

1 komentar: