"Menulislah Jika Kau Tidak Ingin Terhapuskan Dalam Arus Sejarah Umat Manusia"

Minggu, 15 Juli 2012

TRADISI KLIWONAN PADA MAKAM SUNAN KALIJAGA DEMAK

Salah satu Wali Sanga yang berperan dalam persebaran agama Islam di Pulau Jawa adalah Raden Syahid atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kalijaga. Dalam riwayatnya Sunan Kalijaga merupakan putera Tumenggung Wilatikta seorang adipati Tuban. Masa muda Sunan Kalijaga merupakan masa-masa semu sehingga pada suatu hari dirinya menemukan Sunan Bonang dalam pengembarannya.
Disamping sebagai seseorang yang berperan sebagai penyebar ajaran Islam, oleh masyarakat pada umumnya Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang dianggap oleh masyarakat memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri apabila dibandingkan dengan orang biasa pada umumnya. Menurut berbagai sumber, Sunan Kalijaga hidup lebih dari seabad dan dirinya mengalami hidup dalam tiga dinasti kerajaan yaitu Majapahit, Demak, dan Pajang. selain itu dirinya juga berkiprah dan berpengaruh terhadap kehidupan tiga dinasti tersebut.

Minggu, 06 Mei 2012

Sekilas Tentang Dinamika Masa Revolusi Fisik

Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa memiliki sejarah panjang yang terekam dalam memori kolektif masyarakatnya. Sejarah tersebut tidak hanya memuat satu peristiwa, namun lebih berupa rangkaian peristiwa yang menerangkan tentang nilai-nilai persatuan, kebangsaan, dan kepahlawanan dalam menegakkan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dewasa ini banyak peristiwa sejarah di Indonesia yang dijadikan sorotan terkait dengan keunikan dari nilai-nilai yang terdapat dalam suatu peristiwa sejarah.  Terkait dengan hal tersebut, kurun waktu tahun 1945 hingga 1950 merupakan satu masa sejarah yang paling banyak mendapat sorotan oleh masyarakat Indonesia itu sendiri.
Selama kurun waktu 1945 sampai 1950, Indonesia menghadapi satu masa perjuangan untuk menegakkan berdirinya Republik yang kala itu masih berusia seumur jagung. Dalam kurun waktu tersebut, perjuangan untuk menegakkan Republik berlangsung melalui perjuangan fisik dan diplomasi. Pada kurun waktu1945-1949, istilah “revolusi fisik” dan “revolusi Indonesia” dipergunakan secara luas untuk menyebut perjuangan dan pergolakan yang berlangsung di seantero wilayah nusantara.

Kamis, 01 Maret 2012

PURA PUSEH DESA BATUAN BALI


Bali merupakan suatu wilayah di Indonesia yang memiliki keunikan dan ciri khas yang sangat menonjol dan menjadi kebanggaan Indonesia. Karena keunikan dan karakteristik yang dimilikinya sekarang, Bali tampil menjadi salah satu primadona dalam industri pariwisata Indonesia. Salah satu dari pesona wisata yang dikagumi oleh turis domestik maupun mancanegara ialah peninggalan sejarahnya, diantaranya ialah Pura Puseh yang bertempat di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
Pura di Bali mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena digunakan sebagai tempat untuk beribadah oleh orang-orang Bali yang sebagian besar memeluk agama Hindu. Setiap desa di Bali pasti mempunyai 3 buah pura, yaitu: pura dalem untuk dewi Durga, pura Desa untuk Dewa Brahma, dan Pura Puseh untuk Dewa Wisnu. Pura  dalam Bahasa Sansekerta berarti benteng, dan juga berarti tempat untuk berlindung  dari bencana alam serta untuk meminta do’a restu. Pura juga dapat diartikan sebagai kota atau ibu kota. Salah satu Pura yang memiliki kedudukan penting bagi Masyarakat Bali adalah Pure Puseh yang terletak di Desa Batuan.

Minggu, 26 Februari 2012

KONDISI SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA REVOLUSI FISIK (1945-1950)



A.    Kondisi Masyarakat Indonesia pada Awal Revolusi fisik
Laksamana Patterson (komandan garis belakang Skuadron Tempur kelima Inggris) pada tanggal 29 september 1945 mengumumkan bahwa pasukan-pasukan sekutu datang untuk melindungi rakyat dan untuk memulihkan keamanan dan ketertiban hingga pemerintah Hindia Belanda yang berwenang berfungsi kembali. Pada hari yang sama, letnan jenderal Sir Philip Christison (panglima sekutu untuk Hindia Belanda) mengumumkan bahwa pasukan jepang di jawa sementara harus dipakai untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Pengumuman ini segera diikuti oleh pendaratan kontinen-kontinen kecil pasukan Belanda dibawah perlindungan Inggris (Kahin, 1995: 180).
Aktivitas pasukan Ingris yang terus mendarat dibawah perlindungan inggris dan pengumuman-pengumuman inggris yang kurang tegas, secara bersama-sama menunjukkan kepada kebanyakan orang Indonesia, bahwa pernyataan tegas kemerdekaan mereka sedang ditantang dan ini memancing reaksi mereka yang tajam. Komando sekutu memerintahkan para komandan jepang untuk menyerang dan merebut kembali kota-kota yang sudah dikuasai orang Indonesia, seperti Bandung. Dipakainya pasukan jepang oleh sekutu untuk melawan republic selanjutnya mendorong orang Indonesia untuk melawan Inggris sekaligus Belanda, dan memperkuat kecurigaan mereka bahwa Indonesia ingin dikembalikan kepada status penjajahan (kahin, 1995: 182).