Salah
satu Wali Sanga yang berperan dalam persebaran agama Islam di Pulau Jawa adalah
Raden Syahid atau yang lebih dikenal dengan Sunan Kalijaga. Dalam riwayatnya
Sunan Kalijaga merupakan putera Tumenggung Wilatikta seorang adipati Tuban.
Masa muda Sunan Kalijaga merupakan masa-masa semu sehingga pada suatu hari
dirinya menemukan Sunan Bonang dalam pengembarannya.
Disamping
sebagai seseorang yang berperan sebagai penyebar ajaran Islam, oleh masyarakat
pada umumnya Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang dianggap oleh
masyarakat memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri apabila dibandingkan dengan
orang biasa pada umumnya. Menurut berbagai sumber, Sunan Kalijaga hidup lebih
dari seabad dan dirinya mengalami hidup dalam tiga dinasti kerajaan yaitu
Majapahit, Demak, dan Pajang. selain itu dirinya juga berkiprah dan berpengaruh
terhadap kehidupan tiga dinasti tersebut.
Akhir
hayat Sunan Kalijaga dihabiskan di wilayah Demak yang bernama Kadilangu. Di
Kadilangu Demak itulah jasad Sunan Kalijaga dimakamkan. Sebagai seseorang yang
berpengaruh di masa hidupnya, sudah pasti hingga akhir hayatnya pengaruh
tersebut tidak akan hilang begitu saja dalam kehidupan masyarakat. Sunan
Kalijaga merupakan salah seorang wali pelopor yang mengajarkan ajaran agama
Islam dengan menggunakan pendekatan akomodatif yakni menyisipkan ajaran Islam
ke dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. Sebagaimana diketahui
bahwa sebelum kedatangan Islam di Nusantara, masyarakat telah mengenal sistem
kepercayaan Hindhu/ Buddha, dan jauh sebelum kedatangan sistem kepercayaan
Hindhu/ Buddha datang ke Nusantara, masyarakat lokal telah mengenal sistem
kepercayaan yang sudah dijalankan dalam kehidupan sehari-harinya yaitu animisme
dan dinamisme. Dengan demikian, maka terjadilah suatu kontinuitas sistem
kepercayaan karena setiap sistem kepercayaan asing yang masuk ke dalam
Nusantara tidak menghilangkan sepenuhnya sistem kepercayaan yang telah berlaku
dalam masyarakat sebelumnya. Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang
dikenal sebagai pengusung tradisi lokal yang dikemas dalam nafas Islami. Dalam
Mengajarkan agama Islam, Sunan Kalijaga lebih memilih menggunakan
saluran-saluran yang sudah ada pada masyarakat. Sunan Kalijaga menggunakan
media-media yang sekiranya mudah dimengerti dan diterapkan dalam kehidupan
masyarakat. Dalam melaksanakan ajaran agama Islam, Sunan Kalijaga merupakan
salah satu wali yang menjalankan ritual-ritual yang sekiranya masih bernafaskan
tradisi lokal, sehingga masyarakat yang pada masa dahulu mengikuti ajaran Islam
melalui Sunan Kalijaga sudah dapat dipastikan juga mengikuti ritual-ritual yang
dijalankan oleh Sunan Kalijaga tersebut.
Salah
satu tradisi yang masih berjalan sampai sekarang adalah ziarah kubur. Secara
awam, ziarah kubur merupakan kegiatan mengunjungi tempat persemayaman terakhir
seseorang yang didalam aktivitiasnya terdapat ritual-ritual tertentu. Dewasa
ini makam Sunan Kalijaga merupakan tempat yang ramai yang dukunjungi oleh para
peziarah. Peziarah yang datang tidak hanya berasal dari penduduk setempat akan
tetapi juga dari berbagai wilayah berbagai kota. Ada waktu-waktu tertentu
komplek makam Sunan Kalijaga sangat ramai dikunjungi oleh para peziarah. Di
samping bulan Ruwah yakni bulan menjelang Ramadhan, komplek makam Sunan Kalijaga
juga ramai dikunjugi oleh peziarah pada waktu malam Jumat Kliwon hingga hari Jumat Kliwon-nya.
Istilah Kliwon merupakan salah satu
nama pasaran Jawa yang oleh masyarakat diyakini mengandung makna-makna
tertentu. Masyarakat setempat menyebut tradisi tersebut sebagai Kliwonan. Secara kasat mata, suasana
komplek makam Sunan Kalijaga pada waktu Kliwonan
jelas berbeda jika dibandingkan dengan waktu-waktu selain itu. Tampak orang
hilir mudik dan silih berganti berdatangan mengunjungi tempat tersebut dengan berbagai
maksud dan tujuan. Hal demikian menunujukkan bahwa keramaian di komplek makam
Sunan Kalijaga pada waktu Kliwonan
jelas jauh melebihi pada hari-hari sebelumnya maupun sesudahnya.
Kliwonan merupakan
aktivitas para peziarah yang dilakukan dalam kurun waktu tiga puluh lima hari
sekali berdasarkan hari pasarannya. Pemandangan di komplek makam Sunan Kalijaga
dapat dipastikan tidak seperi biasanya oleh karena pemadatan jumlah peziarah
dari daerah Demak dan sekitarnya. Dalam tradisi Kliwonan, masyarakat yang berziarah di
makam Sunan Kalijaga menjalankan berbagai ritual yang sekiranya sudah umum
dilaksanakan oleh masyarakat Islam Jawa. Ritual-ritual tersebut oleh masyarakat
lebih dikenal dengan dzikir dan tahlil. Antusiasme masyarakat untuk
mendatangi makam Sunan Kalijaga pada waktu Kliwonan
jauh lebih lebih besar oleh karena kepercayaan mereka bahwa ada makna-makna
tertentu yang terkandung dalam waktu-waktu tertentu untuk melakukan aktivitas
ziarah kubur di tempat tersebut. Masyarakat percaya bahwa turut serta dalam
tradisi Kliwonan akan mendatangkan
berkah tersendiri yang akan berguna bagi kehidupan mereka sehari-hari.
Tradisi kliwonan kemungkinan merupakan refleksi
tradisi Islam Jawa sebagai wujud sinkretisme budaya yang banyak dianut oleh
mayoritas muslim di Indonesia, baik kelompok modernis, tradisionalis,
pragmatis; yang secara formal masih menghormati nilai-nilai spiritual, walaupun
hakikatnya hanya legitimasi terhadap upaya mengejar materi.
Mantaps Broo Info nya.
BalasHapusGue demen bgt. Sukses ya Broo . . .
saya ijin copy ya mas, moga bermanfaat
BalasHapus